Kegelisahan Luddite di Era AI

Dari jalanan BSD City yang sibuk hingga sudut-sudut tenang ala-ala desa di Cisauk, bisikan-bisikan semakin santer menyelusup. Kita mendengarnya di berita, forum daring, bahkan di warung-warung kopi dan waktu lesehan di teras masjid: Kecerdasan Buatan (AI) menggila. Mengubah segalanya.

Sementara itu, disamping janji teknologi yang lebih cerdas dan hidup yang lebih mudah tampak cerah, ada kegelisahan yang tumbuh: perasaan bahwa kita telah membuka Kotak Pandora digital, mengagumi hadiah-hadiahnya yang gemerlap sekaligus khawatir akan potensi kekacauan di dalamnya.

credit ChatGPT
Continue reading Kegelisahan Luddite di Era AI

Membayangkan Indonesia Dijalankan oleh Agen AI

Kemarin siang, iseng scroll Instagram. Sebuah carousel dari @okkisusanto menarik perhatian saya.

Slide pertamanya berisi gambar hitam putih dengan sosok Puan Maharani di podium, dan tulisan besar yang menohok: “Jika 90% Pejabat Diganti AI, Indonesia Akan Tetap Baik-baik Saja. Iya Gak? Mari kita tanya ChatGPT!”

Continue reading Membayangkan Indonesia Dijalankan oleh Agen AI

AI sebagai Simulakra: Ilusi yang Memikat, Risiko yang Mematikan

Beberapa waktu lalu, publik dikejutkan oleh berita tentang Adam Raine, seorang remaja 16 tahun asal California Selatan, Amerika Serikat, yang mengakhiri hidupnya setelah berbulan-bulan bercakap dengan chatbot AI.

Sebelum meninggal pada 11 April 2025, Adam mengunggah foto ke ChatGPT yang tampaknya menunjukkan rencana bunuh diri. Ketika dia bertanya apakah rencana itu akan berhasil, ChatGPT menganalisis metodenya dan menawarkan untuk membantunya “memperbarui” rencana tersebut.

Cuplikan percakapan ini diperoleh kedua orangtuanya, Matt dan Maria Raine, di ponsel milik Adam.

Continue reading AI sebagai Simulakra: Ilusi yang Memikat, Risiko yang Mematikan